Jumat, 10 Juli 2015

Metode IVA


Metode IVA
1.  Pengertian
Asam asetat atau asam cuka  berguna mendeteksi dini kanker serviks secara mudah dan murah. Metode ini sudah dikenal sejak 1925 oleh Hans Hilselman dari Jerman , tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005. Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi dini kanker servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada Pap Smear dalam waktu 60 detik kalau ada kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi kanker (Nugroho, 2010).
      IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan asam asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata langsung (mata telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah , murah dan informasi hasilnya langsung (Nugroho, 2010).
      Setelah memulas leher rahim dengan asam asetat 3-5% maka perubahan warna pada serviks menunjukkan serviks normal (merah homogen) atau lesi pra kankers (bercak putih) (Handayani dkk, 2012).
      Maryanti 2010 dalam YKI Jatim 2012 selain prosedurnya tidak rumit, pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga tidak menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan metode ini yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus.



2.   Tujuan IVA Test
      Menurut YKI  Jatim  2012 adapun tujuan dilaksanakannya IVA Test antara lain:
a. Untuk  mengurangi morbiditas dan mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
b.  Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.        
3.   Jadwal IVA
           Menurut YKI  Jatim  2012 program skrining yang direkomendasikan WHO adalah:
a.  Skrining pada setiap wanita minimal 1 kali pada usia 35-40 tahun kalau  fasilitas memungkinkan lakukan setiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun kalau fasilitas tersedia lebih lakukan 5 tahun pada usia 35-55 tahun.
b. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
c. Skerining yang dilakukan sekali dalam  10  tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang signifikan. Di Indonesia anjuran untuk melakukan test IVA bila: hasil positif  (+) adalah 1 tahun dan apabila hasil negatif (-) adalah 5 tahun.
4.  Syarat mengikutui IVA test
           Menurut YKI  Jatim  2012 adapun syarat-syarat untuk mengikuti IVA test atara lain:
a.    Sudah pernah melakukan hubungan seksual.
b.    Tidak sedang datang bulan / haid
c.    Tidak sedang hamil
d.    24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
5.  Keunggulan Test IVA
a.  Hasil segera diketahui saat itu juga.
b. Efektif karena tidak membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis.
c. Teknik pemeriksaan sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan dapat dilakukan dimana saja.
d.  Butuh bahan dan alat yang sederhana dan murah.
e.   Sensivitas dan spesifisitas cukup tinggi.
f.   Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis terlatih.
6.  Sasaran
      Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49 tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Penderita kanker servik berumur antara 30 – 60 tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun, frekwensinya masih meningkat sampai kira – kira golongan umur 60 tahun dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun kembali. Hal tersebut menjadikan alasan WUS menjadi sasaran deteksi dini kanker serviks (Prawirohardjo, 2005).
     IVA harus dilakukan pada (Sukaca  E Bertiani, 2009):
(1)   Setiap wanita yang sudah / pernah menikah
(2) Wanita yang beresiko tinggi terkena kanker serviks, seperti wanita  perokok, menikah muda, sering berganti pasangan
(3)   Memiliki banyak anak
(4)   Mengidap penyakit infeksi menular seksual
      Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi usia dan status sosial ekonomi, faktor lainnya adalah faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, disamping itu merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama yang lebih dari 3 tahun juga merupakan faktor yang meningkatkan kanker serviks (Dal i Marta, 2004)
Menurut Depkes RI 2009 faktor resiko tertular HPV dan kanker leher rahim antara lain : aktifitas seksual sebelum berusia 20 tahun, berganti-ganti pasangan, terpapar IMS, ibu atau kakak yang menderita kanker leher rahim, test pap yang sebelumnya abnormal, perokok, dan imunosupensi (HIV/AIDS dan penggunaan kortikosteroid kronis.
      Jika hasil pemeriksaan IVA adalah positif maka pemeriksaan sebaiknya  dilanjutkan dengan Pap Smear  di laboratorium oleh dokter ahli kandungan
7.  Waktu pelaksanaan pemeriksaan IVA

      Untuk masyarakat luas, diprogramkan pemeriksaannya 1 kali dalam 1  tahun, kecuali ada kecurigaan lain. Pemeriksaan IVA dapat dilakukan setiap saat, tidak dalam kedaan haid, dua hari sebelum pemeriksaan IVA sebaiknya tidak menggunakan obat-obatan yang dimasukan ke dalam vagina serta diketahui oleh suami (Maryanti, 2009).
8.  Biaya Test IVA
      Menurut Faizah (2010) dalam Ratri Sumatri (2012) Biaya yang dikeluarkan dalam pemeriksaan IVA sangat bervariasi mulai dari Rp. 5000,00 sampai harga tertinggi Rp 50.000,00  atau tergantung dari tempat pemeriksaan. Biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk pemeriksaan ini digunakan untuk mengganti jasa pelayanan pemeriksaan IVA, namun tidak jarang pula ada yang memungut biaya sebagai pengganti penggunaan alat dan bahan untuk pemeriksaan IVA.
9.  Prosedur tetap dalam pemeriksaan IVA Maryanti, 2010 dalam YKI Jatim                 (2012)
Tabel 2.1 Prosedur tetap pemeriksaan IVA
No
Langkah-langkah


1
Memberi penjelasan pada ibu atas tindakan
yang akan dilakukan

2
Menjaga privasi pasien

3
Persiapan sebelum pemeriksaan
a.   Menyiapkan alat yang diperlukan
b.   Sarung tangan / Handscoen
c.   Spekulum cocor bebek
d.   Tampon tang
e.   Kom kecil
f.    Lidi kapas
g.   Asam asetat 3-5%  dalam botol
h.   Kapas DTT dalam kom
 j.    Selimut
k.   Lampu sorot
l.    Tempat sampah medis dan non medis
m.  Menyiapkan ibu dengan posisi lithotomi

4
Menyiapkan ibu dengan posisi lithotomi pada
tempat tidur ginekologi 

5
Mengatur lampu sorot ke arah vagina ibu

6
Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dengan cuci tangan tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk bersih

7
Menggunakan sarung tangan steril

8
Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT

9
Memasukkan spekulum ke dalam vagina
  a. Tangan kiri membuka labia minora, spekulum  dipegang dengan    tangankanan, dalam keadaan tertutup kemudian masukkan  ujungnya ke dalam introitus
  b.  Putar kembali spekulum 45º ke bawah sehingga  menjadi melintang dalam vagina kemudian didorong masuk lebih dalam ke arah forniks posterior sampai puncak vagina
c.   Buka spekulum pada tangkainya secara perlahan - lahan dan atur  sampai porsio terlihat dengan jelas
d.   Kunci spekulum dengan mengencangkan bautnya kemudian ganti dengan tangan kiri yang memegang spekulum

10
Memasukkan lidi kapas yang telah diberi asam
asetat 3-5% ke dalam vagina sampai menyentuh
porsio

11
Mengoleskan lidi kapas ke seluruh permukaan porsio, lihat hasilnya

No
Langkah-langkah

13
Mengeluarkan spekulum dari vagina

14
Merapikan ibu dan merendam alat dalam
larutan klorin 0,5%

15
Mencuci tangan dengan sabun di bawah air
Mengalir

16
Beritahu hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap


       Samadi Priyanto,.H, 2010 dalam YKI Jatim (2012) Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum dengan melihat langsung leher rahim yang dipulas dengan larutan asam asetat 3-5 %, jika ada perubahan warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negatif, sebaliknya jika leher rahim berubah warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau kelainan pra kenker, namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa langsung diobati dengan metode kriotrapi atau gas dingin yaitu dengan menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim.  Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker pada suhu yang amat dingin ( dengan gas CO2) sehingga sel-sel  pada area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat.
10. Kategori Pemeriksaan IVA
           Menurut Sukaca E Bertiani (2009) terdapat beberapa kategori yang dapat pergunakan, salah satu teori yang dapat dipergunakan adalah:
a.   IVA negatif
           Artinya tidak ada tanda atau gejala kanker mulut rahim atau serviks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.

b.  IVA radang
      Artinya serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya seperti polip serviks.
c.  IVA positif
      Yaitu ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan screening kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks prakanker (Displasia ringan, sedang, berat, atau kanker serviks in situ)
d.  IVA kanker serviks
      Pertumbuhan seperti bunga kol, dan  pertumbuhan mudah berdarah. Ini pun masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya jika masih pada stadium invasive dini ( Stadium IB-IIA).



DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta : Jakarta.

Azwar, S. 2009. Sikap Manusia  Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar Offset : Yogyakarta.

Bertiani , Sukaca 2009 Cara Cerdas Menghadapi kanker serviks .”  Jenius Rintika : Yogyakarta.

Dahlan, S, 2009.  Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika: Jakarta.

Dal i marta, S, 2004. Kanker serviks, In: Deteksi Dini Kanker dan Simplisia anti kanker.” Penebar Swadaya, 14-18 : Jakarta

Delia, Wijaya, 2010. “Pembunuh Ganas itu Bernama kanker servik,” Sinar Kejora:  Yogyakarta.

Depkes RI, 2009 “ Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.

                   2009 Profil Kesehatan Indonesia.” Depertemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta

Dinkes Sintang, 2014 Target dan pencapaian Cakupan Pemeriksaan IVA Tahun 2013 di Kabupaten Sintang  Sintang : Kalimantan Barat.

Dinkes KalBar, 2014 Target dan pencapaian Cakupan Pemeriksaan IVA  di KalBar : Kalimantan Barat.
Handayani Lestari Dkk, 2012 menaklukkan kanker servik dan kanker payudara dengan 3 terapi Alami .”  PT agro Media Pustaka : Jakarta
Hasan, Iqbal
. 2006. Analisis Data Penelitian dengan Statistik.” Bumi Aksara.  Jakarta
Hidayat Aziz Alimun 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Penelitian.”  Salemba Medika : Surabaya
Lindayati, 2011 “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wanita Pasangan Usia Subur Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Kanker Serviks Di Kelurahan Air Tawar Barat Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kecamata Padang Utara”  Penelitian Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang : Sumatera Barat.
Manjari Ratri Dkk 2011 ” Deteksi Dini Kanker Serviks pada Pusat Pelayanan Primer di Lima Wilayah DKI Jakarta” 61 (11) : 2 : Jakarta.
Maharse,  Lesse 2012 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang kenker servik dengan Keikutsertaan Ibu melakukan IVA Test di Kelurahan Jebres Surakarta.”  Jurnal Surakarta STIK Aisyiyah : Surakarta
Mubarak dkk, 2007 Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar
 Proses Belajar Mengajar dalam PendidikanGraha Ilmu: Yogyakarta
Nadia, 2009 “ Insidensi Kejadian Ca Serviks di Indonesia.”  Jurnal FKUI : Jakarta.

Ni Made Sri Dewi l Dkk (2013) “ Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Buleleng I,” : Jurnal Magister Kedokteran Keluarga : Denpasar.

Ninik Artiningsih 2011 “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini Kanker Cerviks di Puskesmas Blooto Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto.” UNS - Pascasarjana Prodi. Kedokteran Keluarga - S541002042 - 2011 Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Nova Aripagesti Dkk, 2012. “ Gambaran Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Karang Anyar.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan  8 (2) : hlm 1-2.

Notoadmodjo, S 2005. Metodologi Penelitian dan Tehnik Analisis, Jakarta : Rineka Cipta : Jakarta

               2007. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta :

               2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta :

               2010. Ilmu Perilaku  Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta

               2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Nugroho , Taupan 2012 Obsgyn : Obsetri dan Ginekologi.” Nuha Medika : Yogyakarta

Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Nurtini, Ade. 2012 “ Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Cakupan IVA di Puskesmas Denpasar.”  Jurnal. Bali : Universitas Denpasar

Stikes Kapuas Raya Sintang. 2014 Pedoman Penulisan dan Prosedur Pengajuan Skripsi STIKes Kapuas Raya Sintang : STIKes Kapuas Raya Sintang.

Puskesmas Dara Juanti, 2014 Data Kunjungan Pasien pemeriksaan IVA Puskesmas Dara Juanti Sintang : Puskesmas Dara Juanti Sintang

Riduwan. 2008.  Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta : Bandung.

Sarwono Ginekologi. 2006   Buku Acuan Nasional Onkologi.” Bina Pustaka : Jakarta

Setiyawan dan Saryono 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan, D III, D IV, S1, dan S2.  Nuha Medika : Yokyakarta

Sugiono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R & D.  Alfabeta : Bandung.

Sulistyo. D 80 %  Perempuan dapat Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks Jadi Target Pemerintah .”  Jaring news, 4 Oktober 2013 : hlm 1.
Wulandari. S 2012. “ Pengertian dan Pemahaman Resiko Ca Cervix pada Wanita Usia Subur di Indonesia.”

Depkes RI, 2014 “ JKN menjamin Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Payudara.” http: // www.depkes.go.id / index.php ? vw = 2 & id = NW.2014270003 diakses 1 Juni 2014

2009.Pencegahan Kanker Leher Rahim. Availabel at http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 20 April 2014.

         2007. Profil Kesehatan Indonesia. Availabel at http://www.depkes.go.id.  diakses  tanggal 20 April 2014.

Maramis, 2006 http:// catalog.aup.unair.ac.id / product - info.php / ilmu - perilaku -dalam - pelayanan - kesehatan – p – 3 diakses tanggal 2 Juli  2014
Nuranna L Dkk 2008 “Skrining Kanker Lehar Rahim dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).”  Jurnal Dunia Kedokteran, From : http: // www kalbe co id. diakses tanggal 23 Maret 2014
Pelita., 2010. Cegah Kanker Serviks dengan Pemeri ksaan IVA”. Availble from:   http:// batavise.co.id / node / 99   536  Accessed 10 maret  2014 diakses tanggal 2 Juli  2014

YKI Jatim. 2012 Deteksi Kanker Serviks dengan Metode IVA. Online .hhtp // YKI Cab Jatim  Com 2012.09 Deteksi - Kanker - Serviks - dengan - metode - IVA html  diakses tanggal 4 Maret 2014

WHO 2007. Cancer.  http//www. who int http: // teorionline.wordpress.com / 2010 / 05 / 15 / pengertian-dasar-statistika / diakses tanggal 12Juni 2014
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar