Metode IVA
1. Pengertian
Asam asetat atau asam
cuka berguna mendeteksi dini kanker
serviks secara mudah dan murah. Metode ini sudah dikenal sejak 1925 oleh Hans Hilselman dari Jerman , tetapi baru
diterapkan sekitar tahun 2005. Tingkat Keberhasilan metode IVA dalam mendeteksi
dini kanker servik yaitu 60-92%. Sensitivitas IVA bahkan lebih tinggi dari pada
Pap Smear dalam
waktu 60 detik kalau ada
kelainan di serviks akan timbul plak putih yang bisa dicurigai sebagai lesi
kanker (Nugroho, 2010).
IVA adalah salah satu deteksi dini kanker serviks dengan menggunakan
asam asetat 3 - 5 % secara inspekulo dan dilihat dengan pengamatan mata
langsung (mata telanjang). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit, mudah
, murah dan informasi hasilnya langsung (Nugroho, 2010).
Setelah memulas leher rahim dengan asam
asetat 3-5% maka perubahan warna pada serviks menunjukkan serviks normal (merah
homogen) atau lesi pra kankers (bercak putih) (Handayani dkk, 2012).
Maryanti 2010 dalam YKI Jatim 2012 selain prosedurnya tidak rumit,
pendeteksian dini ini tidak memerlukan persiapan khusus dan juga tidak
menimbulkan rasa sakit bagi pasien. Letak kepraktisan penggunaan metode ini
yakni dapat dilakukan di mana saja, dan tidak memerlukan sarana khusus.
2. Tujuan IVA Test
Menurut YKI Jatim 2012 adapun tujuan dilaksanakannya IVA Test
antara lain:
a. Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas dari
penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan.
b. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada
leher rahim.
3.
Jadwal IVA
Menurut YKI Jatim
2012 program skrining yang direkomendasikan WHO adalah:
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1 kali
pada usia 35-40 tahun kalau fasilitas
memungkinkan lakukan setiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun kalau fasilitas
tersedia lebih lakukan 5 tahun pada usia 35-55 tahun.
b. Ideal
dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
c.
Skerining yang dilakukan sekali dalam
10 tahun atau sekali seumur hidup
memiliki dampak yang signifikan. Di Indonesia anjuran untuk melakukan test IVA
bila: hasil positif (+) adalah 1 tahun
dan apabila hasil negatif (-) adalah 5 tahun.
4. Syarat mengikutui IVA test
Menurut YKI Jatim
2012 adapun syarat-syarat untuk mengikuti IVA test atara lain:
a. Sudah pernah melakukan hubungan
seksual.
b. Tidak sedang datang bulan / haid
c. Tidak sedang hamil
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
5.
Keunggulan Test IVA
a.
Hasil segera diketahui saat itu juga.
b. Efektif karena tidak
membutuhkan banyak waktu dalam pemeriksaan, aman karena pemeriksaan IVA tidak
memiliki efek samping bagi ibu yang memeriksa, dan praktis.
c. Teknik pemeriksaan
sederhana, karena hanya memerlukan alat-alat kesehatan yang sederhana, dan
dapat dilakukan dimana saja.
d.
Butuh bahan dan alat yang sederhana dan
murah.
e.
Sensivitas dan spesifisitas cukup tinggi.
f. Dapat dilakukan oleh semua tenaga medis
terlatih.
6. Sasaran
Pemeriksaan IVA pada WUS yaitu wanita yang berusia antara 15 sampai 49
tahun. wanita yang sudah pernah melakukan senggama atau sudah menikah juga
menjadi sasaran pemeriksaan IVA. Penderita kanker servik berumur antara 30 – 60
tahun, terbanyak antara 45 – 50 tahun, frekwensinya masih meningkat sampai kira
– kira golongan umur 60 tahun dan selanjutnya frekwensi ini sedikit menurun
kembali. Hal tersebut menjadikan alasan WUS menjadi sasaran deteksi dini kanker
serviks (Prawirohardjo, 2005).
IVA harus dilakukan pada (Sukaca E Bertiani, 2009):
(1) Setiap wanita
yang sudah / pernah menikah
(2) Wanita yang beresiko
tinggi terkena kanker serviks, seperti wanita perokok, menikah muda, sering berganti
pasangan
(3)
Memiliki banyak anak
(4)
Mengidap penyakit infeksi menular seksual
Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker leher rahim
yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi usia dan status sosial ekonomi,
faktor lainnya adalah faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali
melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti, paritas, kurang
menjaga kebersihan genital, disamping itu merokok, riwayat penyakit kelamin,
trauma kronis pada serviks serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu
lama yang lebih dari 3 tahun juga merupakan faktor yang meningkatkan kanker serviks
(Dal i Marta, 2004)
Menurut Depkes RI 2009 faktor resiko tertular HPV dan kanker leher rahim
antara lain : aktifitas seksual sebelum berusia 20 tahun, berganti-ganti
pasangan, terpapar IMS, ibu atau kakak yang menderita kanker leher rahim, test
pap yang sebelumnya abnormal, perokok, dan imunosupensi (HIV/AIDS dan
penggunaan kortikosteroid kronis.
Jika hasil pemeriksaan IVA adalah positif maka pemeriksaan
sebaiknya dilanjutkan dengan Pap
Smear di laboratorium oleh dokter ahli
kandungan
7. Waktu pelaksanaan pemeriksaan IVA
Untuk masyarakat luas, diprogramkan pemeriksaannya 1 kali dalam 1 tahun, kecuali ada kecurigaan lain. Pemeriksaan
IVA dapat dilakukan setiap saat, tidak dalam kedaan haid, dua hari sebelum pemeriksaan
IVA sebaiknya tidak menggunakan
obat-obatan yang dimasukan ke dalam vagina serta diketahui oleh suami
(Maryanti, 2009).
8. Biaya Test IVA
Menurut Faizah (2010) dalam Ratri Sumatri (2012) Biaya yang dikeluarkan
dalam pemeriksaan IVA sangat bervariasi mulai dari Rp. 5000,00 sampai harga
tertinggi Rp 50.000,00 atau tergantung
dari tempat pemeriksaan. Biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk pemeriksaan
ini digunakan untuk mengganti jasa pelayanan pemeriksaan IVA, namun tidak
jarang pula ada yang memungut biaya sebagai pengganti penggunaan alat dan bahan
untuk pemeriksaan IVA.
9.
Prosedur tetap dalam pemeriksaan IVA Maryanti, 2010 dalam YKI Jatim
(2012)
Tabel 2.1 Prosedur tetap pemeriksaan IVA
No
|
Langkah-langkah
|
|
1
|
Memberi penjelasan
pada ibu atas tindakan
yang akan dilakukan
|
|
2
|
Menjaga privasi
pasien
|
|
3
|
Persiapan sebelum
pemeriksaan
a. Menyiapkan alat yang diperlukan
b. Sarung tangan / Handscoen
c. Spekulum cocor bebek
d. Tampon tang
e. Kom kecil
f. Lidi kapas
g. Asam asetat 3-5% dalam botol
h. Kapas DTT dalam kom
j.
Selimut
k. Lampu sorot
l. Tempat sampah medis dan non medis
m. Menyiapkan ibu dengan posisi lithotomi
|
|
4
|
Menyiapkan ibu
dengan posisi lithotomi pada
tempat tidur
ginekologi
|
|
5
|
Mengatur lampu
sorot ke arah vagina ibu
|
|
6
|
Mencuci tangan
dengan sabun di bawah air mengalir dengan cuci tangan tujuh langkah dan
mengeringkan dengan handuk bersih
|
|
7
|
Menggunakan sarung
tangan steril
|
|
8
|
Melakukan vulva hygiene dengan kapas DTT
|
|
9
|
Memasukkan spekulum
ke dalam vagina
a. Tangan kiri membuka
labia minora, spekulum dipegang dengan
tangankanan, dalam
keadaan tertutup kemudian masukkan ujungnya ke dalam introitus
b. Putar kembali spekulum 45º ke bawah
sehingga menjadi melintang
dalam vagina kemudian didorong masuk lebih dalam ke arah
forniks posterior sampai puncak vagina
c. Buka spekulum pada
tangkainya secara perlahan - lahan dan atur sampai porsio
terlihat dengan jelas
d. Kunci spekulum
dengan mengencangkan bautnya kemudian ganti dengan
tangan kiri yang memegang spekulum
|
|
10
|
Memasukkan
lidi kapas yang telah diberi asam
asetat
3-5% ke dalam vagina sampai menyentuh
porsio
|
|
11
|
Mengoleskan
lidi kapas ke seluruh permukaan porsio, lihat
hasilnya
|
|
No
|
Langkah-langkah
|
|
13
|
Mengeluarkan
spekulum dari vagina
|
|
14
|
Merapikan
ibu dan merendam alat dalam
larutan
klorin 0,5%
|
|
15
|
Mencuci
tangan dengan sabun di bawah air
Mengalir
|
|
16
|
Beritahu
hasilnya dan beritahu rencana selanjutnya dengan jelas dan lengkap
|
Samadi Priyanto,.H, 2010 dalam YKI
Jatim (2012) Pemeriksaan IVA dilakukan dengan spekulum dengan melihat langsung
leher rahim yang dipulas dengan larutan asam asetat 3-5 %, jika ada perubahan
warna atau tidak muncul plak putih, maka hasil pemeriksaan dinyatakan negatif, sebaliknya jika leher rahim berubah
warna menjadi merah dan timbul plak putih, maka dinyatakan positif lesi atau
kelainan pra kenker, namun jika masih tahap lesi, pengobatan cukup mudah, bisa
langsung diobati dengan metode kriotrapi atau gas dingin yaitu dengan
menyemprotkan gas CO2 atau N2 ke leher rahim.
Metode krioterapi adalah membekukan serviks yang terdapat lesi prakanker
pada suhu yang amat dingin ( dengan gas CO2) sehingga sel-sel pada
area tersebut mati dan luruh, dan selanjutnya akan tumbuh sel-sel baru yang sehat.
10. Kategori Pemeriksaan IVA
Menurut Sukaca E Bertiani (2009)
terdapat beberapa kategori yang dapat pergunakan,
salah satu teori yang dapat dipergunakan adalah:
a. IVA
negatif
Artinya tidak ada tanda atau gejala kanker mulut
rahim atau serviks normal berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.
b. IVA radang
Artinya serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
seperti polip serviks.
c. IVA positif
Yaitu ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok
ini yang menjadi sasaran temuan screening kanker serviks dengan metode IVA
karena temuan ini mengarah pada diagnosis serviks prakanker (Displasia ringan, sedang, berat, atau kanker serviks in situ)
d. IVA kanker serviks
Pertumbuhan seperti bunga kol, dan
pertumbuhan mudah berdarah. Ini pun masih memberikan harapan hidup bagi
penderitanya jika masih pada stadium invasive dini ( Stadium IB-IIA).
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta : Jakarta.
Azwar,
S. 2009. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar
Offset : Yogyakarta.
Bertiani , Sukaca 2009 “ Cara
Cerdas Menghadapi kanker serviks
.” Jenius Rintika : Yogyakarta.
Dahlan, S, 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan,
Salemba Medika: Jakarta.
Dal i marta, S, 2004. “ Kanker
serviks, In: Deteksi Dini Kanker dan Simplisia anti kanker.” Penebar
Swadaya, 14-18 : Jakarta
Delia, Wijaya, 2010. “Pembunuh
Ganas itu Bernama kanker servik,” Sinar Kejora: Yogyakarta.
Depkes RI, 2009 “ Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker
Payudara, Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
2009 “ Profil Kesehatan Indonesia.” Depertemen Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta
Dinkes Sintang, 2014 “Target
dan pencapaian Cakupan Pemeriksaan IVA Tahun 2013 di Kabupaten Sintang” Sintang : Kalimantan Barat.
Dinkes KalBar, 2014 Target dan pencapaian Cakupan Pemeriksaan IVA
di KalBar : Kalimantan
Barat.
Handayani
Lestari Dkk, 2012 “ menaklukkan kanker servik dan kanker
payudara dengan 3 terapi Alami
.” PT agro Media Pustaka : Jakarta
Hasan, Iqbal. 2006. “ Analisis Data
Penelitian dengan Statistik.” Bumi Aksara. Jakarta
Hidayat
Aziz Alimun 2007. “Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik
Penelitian.” Salemba Medika : Surabaya
Lindayati,
2011 “Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan
Sikap Wanita Pasangan Usia Subur Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Kanker
Serviks Di Kelurahan Air Tawar Barat Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kecamata
Padang Utara” Penelitian Keperawatan
Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang : Sumatera Barat.
Manjari
Ratri Dkk 2011 ” Deteksi Dini Kanker
Serviks pada Pusat Pelayanan Primer di Lima Wilayah DKI Jakarta” 61 (11) :
2 : Jakarta.
Maharse, Lesse 2012 “ Hubungan
Pengetahuan Ibu tentang kenker servik dengan Keikutsertaan Ibu melakukan IVA
Test di Kelurahan Jebres Surakarta.”
Jurnal
Surakarta STIK Aisyiyah : Surakarta
Mubarak dkk, 2007 “Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan” Graha
Ilmu: Yogyakarta
Nadia, 2009 “ Insidensi
Kejadian Ca Serviks di Indonesia.” Jurnal
FKUI : Jakarta.
Ni Made Sri Dewi l Dkk
(2013) “ Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Sikap Wanita Usia Subur (WUS) dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat
(IVA) di Puskesmas Buleleng I,” : Jurnal Magister Kedokteran Keluarga :
Denpasar.
Ninik Artiningsih 2011 “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia
Subur Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat Dalam Rangka Deteksi Dini
Kanker Cerviks di Puskesmas Blooto Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto.” UNS - Pascasarjana
Prodi. Kedokteran Keluarga - S541002042 - 2011 Universitas Sebelas Maret : Surakarta.
Nova
Aripagesti Dkk, 2012. “ Gambaran
Karakteristik Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Karang Anyar.” Jurnal
Ilmiah Kesehatan Keperawatan 8 (2) : hlm
1-2.
Notoadmodjo, S 2005. Metodologi Penelitian dan Tehnik Analisis, Jakarta : Rineka Cipta : Jakarta
2007.
Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta :
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Jakarta :
2010. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
2012.
Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta :
Jakarta
Nugroho
,
Taupan 2012 Obsgyn : “Obsetri
dan Ginekologi.” Nuha
Medika :
Yogyakarta
Nursalam. 2008. Konsep
dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta
Nurtini, Ade. 2012 “ Hubungan
antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Cakupan IVA di Puskesmas Denpasar.” Jurnal. Bali : Universitas Denpasar
Stikes Kapuas Raya Sintang. 2014 Pedoman
Penulisan dan Prosedur Pengajuan Skripsi STIKes Kapuas Raya Sintang :
STIKes Kapuas Raya Sintang.
Puskesmas Dara Juanti, 2014 Data Kunjungan Pasien pemeriksaan IVA
Puskesmas Dara Juanti Sintang :
Puskesmas Dara Juanti Sintang
Riduwan.
2008. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta : Bandung.
Sarwono Ginekologi. 2006 Buku
Acuan Nasional Onkologi.” Bina
Pustaka : Jakarta
Setiyawan
dan Saryono 2011. Metodologi Penelitian
Kebidanan, D III, D IV, S1, dan S2. Nuha Medika : Yokyakarta
Sugiono,
2010. Metode Penelitian Kualitatif,
Kuantitatif dan R & D. Alfabeta
: Bandung.
Sulistyo. D “ 80 %
Perempuan dapat Deteksi Dini Kanker Payudara dan Kanker Serviks Jadi
Target Pemerintah .” Jaring news, 4 Oktober 2013 : hlm 1.
Wulandari. S 2012. “ Pengertian dan Pemahaman Resiko Ca Cervix pada Wanita Usia Subur di
Indonesia.”
Depkes RI, 2014 “ JKN menjamin Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan
Payudara.” http: // www.depkes.go.id / index.php ? vw = 2 & id = NW.2014270003 diakses 1 Juni 2014
2009. “Pencegahan Kanker Leher Rahim.” Availabel at http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 20 April 2014.
2007. Profil
Kesehatan Indonesia. Availabel at http://www.depkes.go.id. diakses tanggal 20
April 2014.
Maramis, 2006 http:// catalog.aup.unair.ac.id / product - info.php / ilmu -
perilaku -dalam - pelayanan - kesehatan – p – 3 diakses tanggal 2 Juli
2014
Nuranna
L Dkk 2008 “Skrining Kanker Lehar Rahim
dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA).” Jurnal
Dunia Kedokteran, From : http: // www kalbe co id. diakses tanggal 23 Maret 2014
Pelita.,
2010. “ Cegah Kanker Serviks
dengan Pemeri ksaan IVA”.
Availble from: http:// batavise.co.id /
node / 99 536 Accessed 10 maret 2014 diakses tanggal 2 Juli 2014
YKI
Jatim. 2012 “ Deteksi Kanker Serviks dengan Metode
IVA.” Online .hhtp // YKI Cab Jatim Com 2012.09
Deteksi - Kanker - Serviks - dengan
- metode - IVA html diakses tanggal 4 Maret 2014
WHO
2007. Cancer. http//www. who int http: // teorionline.wordpress.com /
2010 / 05 / 15 / pengertian-dasar-statistika / diakses tanggal 12Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar