Definisi Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
Imunisasi Tetanus
Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus (Idanati, 2005).( http://putriazka.wordpress.com /2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid-pada-ibu-hamil-bumil/ diunduh tanggal 15-03-2013 jam: 18.00 wib)
Imunisasi TT (Tetanus Toxoid) adalah upaya
membangun kekebalan tubuh untuk mencegah terjadinya infeksi tetanus. Tetanus
berisiko terjadi pada bayi baru lahir sehingga imunisasi ini diberikan pada ibu
hamil sebagai bentuk pencegahannya. Imunisasi TT selain mencegah terjadinya
infeksi tetanus pada bayi baru lahir juga melindungi ibu terhadap terjadinya
infeksi ini, mengingat pada proses persalinan terjadi perlukaan baik dari pihak
ibu maupun bayi.
Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir disebut tetanus
neonatorum. Tetanus neonatorum dapat menginfeksi bayi jika
persalinan ditolong dengan peralatan yang tidak steril. Proses infeksi terjadi
ketika peralatan yang tidak steril tersebut digunakan untuk memotong tali pusat
bayi, belum lagi jika untuk menutup bekas luka pemotongan tali pusat digunakan
olesan tradisional yang tingkat kebersihannya tidak terjamin. (http://www. poltekkes-malang.ac.id/artikel-225-imunisasi-tetanus-toxoid-bagi-ibu-hamil.html diunduh tanggal 15/3/2013
jam 18.00 wib)
- Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).
- Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 200). Kedua manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal dan tetanus neonatorum (Depkes, 2004). (http://putriazka.wordpress.com/2005/04/20/imunisasi-tt-tetanus-toxoid -pada-ibu-hamil-bumil/ diunduh tanggal 15-03-2013 jam 18.00 wib)
Efeksamping
imunisasi TT
Seringkali ibu hamil ragu untuk memperoleh imunisasi
TT karena khawatir dengan efek sampingnya yang dapat mempengaruhi kehamilan,
hal ini tentu saja salah besar. Karena vaksin tetanus yang diberikan saat
imunisasi TT menggunakan bakteri yang telah dilemahkan dan dimurnikan sebagai
pencetus pembentukan antibodi terhadap infeksi tetanus. Imunisasi TT relatif
aman bagi ibu hamil karena hanya akan menyebabkan terjadinya gejala ringan
seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada lokasi bekas penyuntikan, dan
hal ini akan hilang dengan sendirinya selama 1 – 2 hari sehingga tidak
memerlukan penanganan berlanjut. (http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-225-imunisasi-tetanus-toxoid-bagi-ibu-hamil.html diunduh tanggal 15/3/2013
jam 18.00 wib)
Konsep imunisasi TT sebagai lifelong
imunization
Ketika seorang ibu hamil datang memeriksakan kehamilan
untuk pertama kalinya, hendaknya petugas kesehatan menanyakan apakah ibu
tersebut sudah pernah mendapatkan imunisasi TT dan kapankah imunisasi tersebut
diperoleh. Hal ini sangat penting dilakukan untuk menentukan status imunisasi
TT ibu hamil berdasarkan konsep lifelong imunization sebagai berikut :
TT 0,
dilakukan pada saat imunisasi dasar pada
bayi (DPT).
TT 1,
dilakukan pada saat imunisasi dasar pada
bayi (DPT).
TT 2,
dilakukan pada saat imunisasi dasar pada
bayi (DPT).
TT 3, dilakukan pada saat BIAS (Bulan
Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas satu.
TT 4,
dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas dua.
TT 5,
dilakukan pada saat BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada kelas tiga.
Petugas
kesehatan berperan penting dalam pengkajian status TT ibu hamil berdasarkan
konsep ini mengingat bisa saja ibu lupa atau tidak yakin berapa kali ibu sudah
mendapatkan imunisasi TT selama hidupnya. Tanyakan juga apakah ibu mendapatkan
suntikan TT ketika menjadi calon pengantin dahulu, karena hal ini juga
mempengaruhi status TT ibu hamil.
Bila status TT ibu hamil belum lengkap maka ibu hamil tersebut dapat
diberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc dengan injeksi intramuskuler (IM)
atau sub cutan (SC) dalam. Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8
bulan dengan interval 4 minggu dengan penyuntikan berikutnya (bila diperlukan 2
kali penyuntikan selama masa kehamilan untuk memenuhi status TT-nya berdasarkan
konsep lifelong imunization).(http://www.poltekkes-malang.ac.id/artikel-225-imunisasi-tetanus-toxoid-bagi-ibu-hamil.html
diunduh tanggal 15/3/2013 jam 18.00
wib)
Imunisasi
TT untuk ibu hamil
Pemberian
imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia
kehamilan 16 minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian.akan tetapi
untuk memaksimalkan perlindungan maka diberikan jadwal pemberian imunisasi pada
ibu hamil. ( Rukiyah, dkk 2009 hal : 7 )
Tabel 1.1.Interval pemberian imunisasi TT
Antigen
|
Interval (selang waktu minima)
|
Lama
perlindungan
|
% perlindungan
|
TT1
|
Pada kunjungan Antenatal pertama
|
-
|
-
|
TT2
|
4
minggu setelah TT1
|
3 tahun
|
80
|
TT3
|
6
bulan setelah TT2
|
5 tahun
|
95
|
TT4
|
1
Tahun setelah TT3
|
10 tahun
|
99
|
TT5
|
1
Tahun setelah TT4
|
25
tahun / seumur hidup
|
99
|
Keterengan :
artinya apa bila ada waktu 3 tahun WUS tersebut melahirkan, maka bayi yang
dilahirkan akan terlindungi dari TN
(Tetanus Neonatorum)
Sumber : (Saifuddin,
Abdul Bari. 2009. Buku Panduan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Hal :91 )
Tempat pelayanan untuk
mendapatkan imunisasi TT
Puskesmas
Puskesmas pembantu
Rumah sakit
Rumah bersalin
Polindes
Posyandu
Rumah sakit swasta
Dokter praktik, dan
Bidan praktik (Depkes RI, 2004).
Tempat-tempat
pelayanan milik pemerintah imunisasi diberikan dengan gratis.
Faktor yang berhubungan denga
ketepatan imunisasi TT
Pengetahuan ibu
pengetahuan adalah kesan didalam pikiran mausia sebagai hasil pengunaan
pancaindranya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs),
takhayul (superstition), dan penerangan-peneranga yang keliru (misinformation).
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui beerdasarkan pengalaman yang
didapatkan oleh setiap manusia.
Pada dasarnya
pengetahuan akan terus bertambah dan bervariatif sesuai proses pengalaman
manusia yang dialami. Menurut Brunner, proses pengetahuan tersebut melibatkan
tiga aspek, yaitu proses mendapatkan informasi, propses transformasi, dan
proses evaluasi. Informasi baru yang didapat merupakan pengganti pengetahuan
yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaa informasi
sebelumnya( Mubarak, promosoi kesehatan untuk kebidanan, 2012
hal: 81)
Situs Bandar Taruhan Agen Judi Bola Terbesar Dan Terpercaya Indonesia.Segara Daftar kan Diri Anda Di Link Bawah Ini :
BalasHapushttp://fastbet99.club
http://solaire99.id
http://fontana99.id
http://fortunebet99.id
http://hokijudi99.id
http://markasjudi.id
http://starbet99.cc
http://hokibet99.id
http://nexiabet.id
http://rfbet99.id