Kamis, 06 Agustus 2015

ASI EKSLUSIF


ASI Eksklusif
a.    ASI
ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi hingga enam bulan. ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk di cerna (Bunda, 2008).
b.    ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah Bayi hanya diberikan air susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai enam bulan dan di susui sedini mungkin (Siswono, 2005).
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
Riset media mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada enam bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan.
c.    Manfaat Pemberian ASI
1.    Bagi Bayi
Air susu seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan kebutuhan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.
a) ASI sebagai nutrisi
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia enam bulan akan menjamin tercapainya perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutren yang lokal dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga mengandung nutren-nutren khusus yang diperlukan otak agar tumbuh optimal.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman tentram terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan.


2.    Bagi Ibu
a)    Menjarangkan kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup berhasil
b)    Lebih ekonomis / murah
Memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu formula perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu formula.
c)    Tidak merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu
d)    Halal
e)    Mudah di cerna dan lain-lain.
f)     Mencegah Perdarahan Post Partum
Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang kontraksi rahim untuk mencegah perdarahan
g)    Mengecilkan rahim
Meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali keukuran semula.
h)    Mengurangi terjadinya anemia
Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan penundaan kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
i) Lebih cepat langsing kembali
Perlukan energi untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari cadangan lemak yang tertimbun.
j) Menimbulkan ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
k) Mengurangi kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
l) Mengurangi kemungkinan oesteoporosis dan rematik
Resiko terkena oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak menyusui.
m) Portabel dan praktis
Mudah dibawa, kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang selalu tepat.
d.    Tanda ASI cukup pada bayi
1.     Bayi buang air kecil 5-6 x sehari
2.     Bayi buang air besar 2x atau lebh sehari
3.     Mengakhiri menyusu sendiri
4.     Bayi rileks dan puas setelah minum
5.     Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap bulannya. (March, 2007)


e.     Komposisi yang terkandung dalam ASI
1.    Protein
Protein dalam ASI mencapai kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.
2.    Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorsi lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi dalam ASI tidak sepenuhnya dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini dapat mempengaruhi tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.
3.    Karbohidrat – Laktosa
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang dicurigai terjadi pada bayi yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah, gelisah dan konsistensi feces encer.
4.    Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi, walaupun kadarnya bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi bayi untuk mendapatkan kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama 30 menit setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.
5.    Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan dengan protein yang tidak terkait jika terdapat kadar seng dan tembaga. Penting bagi bidan untuk memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti infeksi.(Christine Henderson, 2006 : 443-445)
f.     Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan Komposisi berbeda diantaranya :
1.     Kolustrum
a)     Pengertian
Kolostrum adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300 ml/hari
§   Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi
§   Mengandung : imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A,D,E,K) lemak dan rendah laktosa.
§   Pengeluaran kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna putih.
b)     Manfaat
§   Kolustrum mengadung zat kekebalan terutama  Immunoglobulin A (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
§   Jumlah kolustrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolustrum diberikan pada bayi.
§   Kolustrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengadung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
§   Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
2.     ASI Transisi (peralihan/antara)
a.    Pengertian
ASI transisi adalah ASI yang dihasilkan setelah kolustrum (8-20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah. ASI antara, mulai berwarna bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna usus bayi.
b.    Komposisi
§   Kadar protein rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi
§   Volume juga meningkat
3.     ASI sempurna (ASI matang)
ASI sempurna adalah ASI yang dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
g.    Faktor-Faktor yang mempengaruhi produksi ASI :
1)    Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bawa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2)    Berat lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk menghisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari ke dua dan usia satu bulan sangat erat berhubungan dengan kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding bayi yang mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah melahirkan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500 gr). Kemampuan menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktif dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
3)    Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
4)    Umur dan paritas
Umur paritas tidak berhubungan atau kecil hubungannya dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap ASI. Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan pertama kali.

5)    Stres dan penyakit akut
Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu laktasi sehingga mengganggu produksi ASI karena menghambat pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
6)    Konsumsi rokok
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu horman prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon & Matheson pada tahun 1989 menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 0-6 minggu setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut yang lebih tinggi. Anderson et at pada tahun 1982 mengemukakan bahwa ibu yang merokok lebih dari 15 batang rokok per hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan yang tidak merokok.


7)    Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis rendah di satu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin.
8)    Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI (Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO : 1988). Berdasarkan hal ini Woeld Healty Organization (WHO) merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)
h.    Tujuh Langkah Keberhasilan ASI Eksklusif
1) Mempersiapkan payudara ibu jika diperlukan
2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang sayang bayi”.
5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif
6) Mencari ahli persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk persiapan apabila kita menemui kesukaran
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui.
i.      Faktor-faktor pendukukung keberhasilan pemberian ASI
1) Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2) Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari)
3) Ibu dalam keadaan pikiran tenang dan damai
4) Perhatian cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi dan benar
5) Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi.
6) Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting. (Siregar Arifin, 2004)

B.    Konsep Dasar Pengetahuan
a.    Arti Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil atau dan dini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap satu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita (Notoadmojo, 2003 : 127-128).
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoadmojo, 2005 : 3).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses sebagai berikut:
1) Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Obyek)
2) Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul
3) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki.
5) Adaption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulasi.
Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap diatas. (Notoadmojo, 2003:128)
b.    Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang di cakup dalam demain kognitif menurut Soekijo Notoadmojo pada tahun 2003 mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1.    Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah yang paling rendah.
2.    Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginter prestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
3.    Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.
4.    Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain, kemampuan analisis ini dapa dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5.    Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6.    Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c.    Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya : media massa, media elektrotik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan sebagainya
Menurut Notoadmojo pada tahun 2003 dari berbagai macam cara yang telah di gunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yakni : cara tradisional atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut dengan cara ilmiah
1)    Cara Tradisional Atau Non Ilmiah
Cara tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
a)    Trial and Error
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi persoalan atau masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan yang lain sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba) dan Error (gagal atau salah atau metode coba salah adalah coba-coba).
b)    Kekuasaaan Atau Otoritas
Kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima dari sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya.
c)    Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Adapun pepatah mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik“. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
d)    Jalan Pikiran
Sejalan perkembangan kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara berpikir umat manuasiapun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menjalankan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2)    Cara Modern Atau Cara Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung, membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamati.(Notoatmodjo, 2002: 11-18).
d.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan sehingga seorang berperilaku sesuai tertentu keyakinan tersebut.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehidupan ibu :
1)    Faktor predisposisi
a)    Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan sampai berulang tahun, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b)    Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah menerima Informasi, sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di perkenalkan.
c)    Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
d)    Pekerjaan
Menurut Markum (1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
2)    Faktor Pendukung
a)    Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi jika ia mendapatkan Informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b)    Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Menurut Ann Manner (1998) lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam.(Nursalam, 2001: 133)
3)    Faktor Pendorong
a)    Sikap Petugas
Tatalaksana yang menunjang keberhasilan menyusui harus di laksanakan seperti :
1)    Bayi baru lahir segera di berikan pada ibu untuk segera disusui
2)    Merawat bayi bersama ibunya
3)    Mengajarkan teknik menyusui yang benar
4)    Mengajarkan cara pengeluaran ASI secara manual
5)    Jangan menjadualkan pemberian ASI
6)    Jangan memberikan kempeng atau dot pada bayi
7)    Dari Keluarga
Keluarga (suami, nenek, bibik dan sebagainya) perlu di Informasikan bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui misalnya dengan menggantikan sementaratugas rumah tangga ibu (seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah) ibu dan bayi membutuhkan waktu berkenalan.
e.    Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2003 : 130).
Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai konsekuensinya setiap centangan pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian analisa data dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan. Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu :
1) “Benar” (B)
2) “Salah” (S)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar