ASI Eksklusif
a.
ASI
ASI adalah
satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan bayi hingga enam bulan. ASI
adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk di cerna (Bunda, 2008).
b.
ASI Eksklusif
ASI eksklusif
atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah Bayi hanya diberikan air
susu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai enam bulan dan di susui
sedini mungkin (Siswono, 2005).
ASI eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan lain, dan tanpa
tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 - 6 bulan (Dinkes, 2008)
Riset media
mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada enam
bulan pertama bahkan pada usia lebih dari enam bulan.
c.
Manfaat
Pemberian ASI
1.
Bagi Bayi
Air susu
seorang ibu juga secara khusus disesuaikan untuk bayinya sendiri, misalnya ASI
dari seorang ibu yang melahirkan bayi prematur komposisinya akan berbeda dengan
ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat
ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan pertumbuhan
kebutuhan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya.
a) ASI sebagai
nutrisi
b) ASI
meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru
lahir secara alamiah mendapat imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya
melalui ari-ari. Namun kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah
bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak sehingga
mencapai kadar propektif pada waktu berusia 9 sampai 12 bulan.
c) ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Memberikan ASI
secara eksklusif sampai bayi berusia enam bulan akan menjamin tercapainya
perkembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain
sebagai nutren yang lokal dengan komposisi yang tepat, serta disesuaikan dengan
kebutuhan bayi. ASI juga
mengandung nutren-nutren khusus yang diperlukan otak agar tumbuh optimal.
d) ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang
sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang
ibunya. Ia juga akan merasa aman tentram terutama karena masih dapat mendengar
detak jantung ibunya yang sudah ia kenal sejak dalam kandungan.
2.
Bagi Ibu
a)
Menjarangkan
kehamilan
Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman murah dan cukup berhasil
b)
Lebih ekonomis
/ murah
Memberikan ASI berarti menghemat untuk pengeluaran susu formula
perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan minum susu formula.
c)
Tidak
merepotkan dan hemat waktu
ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan atau memasak
air, juga tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu
d)
Halal
e)
Mudah di cerna
dan lain-lain.
f)
Mencegah
Perdarahan Post Partum
Hisapan bayi menghasilkan hormon progesteron yang merangsang kontraksi
rahim untuk mencegah perdarahan
g)
Mengecilkan rahim
Meningkatnya hormon oksitosin, membantu rahim kembali keukuran semula.
h)
Mengurangi
terjadinya anemia
Resiko anemia karena kekurangan zat besi dapat dihindari dengan penundaan
kembalinya masa haid dan pengurangan perdarahan.
i) Lebih cepat
langsing kembali
Perlukan energi
untuk menyusui dan pembentukan ASI diambil dari cadangan lemak yang tertimbun.
j) Menimbulkan
ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak
k) Mengurangi
kemungkinan kanker payudara, rahim dan ovarium
l) Mengurangi
kemungkinan oesteoporosis dan rematik
Resiko terkena
oesteoporosis 4 kali lebih kecil dibandingkan dengan wanita yang tidak
menyusui.
m) Portabel dan
praktis
Mudah dibawa,
kapan dan dimana saja, siap minum dengan suhu yang selalu tepat.
d.
Tanda ASI cukup
pada bayi
1.
Bayi buang air kecil
5-6 x sehari
2.
Bayi buang air
besar 2x atau lebh sehari
3.
Mengakhiri
menyusu sendiri
4.
Bayi rileks dan
puas setelah minum
5.
Bayi bertambah
berat badan sekitra 750 gram – 1 kilogram setiap bulannya. (March, 2007)
e.
Komposisi yang terkandung dalam ASI
1.
Protein
Protein dalam ASI mencapai kadar
yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung
muatan yang mudah larut yang sesuai untuk ginjal bayi yang belum matang.
2.
Lemak
Seperti halnya substansi protein
dalam ASI dapat membantu absorsi lemak. Fungsi kolesterol dengan kadar tinggi
dalam ASI tidak sepenuhnya dipahami tetapi di perkirakan bahwa kadar awal ini
dapat mempengaruhi tubuh dalam menangani suatu substansi di kemudian hari.
3.
Karbohidrat – Laktosa
Perkembangan sistem saraf pusat
merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI; laktosa juga memberi sekitar
40% kebutuhan energi bayi. Asupan laktosa yang berlebihan kadang-kadang
dicurigai terjadi pada bayi yang mendapat ASI, yang bersifat mudah marah,
gelisah dan konsistensi feces encer.
4.
Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi
bayi, walaupun kadarnya bervariasi sesuai dengan alat maternal. Penting bagi
bayi untuk mendapatkan kolustrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa
vitamin yang larut diperoleh bayi pemancaran sinar matahari selama 30 menit
setiap minggu ke kepala dan tangan menghasilkan vitamin D yang cukup.
5.
Mineral
Zat besi di dalam ASI berikatan
dengan protein yang tidak terkait jika terdapat kadar seng dan tembaga. Penting
bagi bidan untuk memperhatikan manfaat ASI dalam diet dan istilah anti
infeksi.(Christine Henderson, 2006 : 443-445)
f.
Tiga bentuk ASI
dengan karakteristik dan Komposisi berbeda diantaranya :
1.
Kolustrum
a)
Pengertian
Kolostrum adalah cairan yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan (4-7 hari) yang berbeda
karakteristik fisik dan komposisinya dengan ASI matang dengan volume 150-300
ml/hari
§
Berwarna kuning
jernih dengan protein berkadar tinggi
§
Mengandung :
imunoglobin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe), vitamin (A,D,E,K) lemak
dan rendah laktosa.
§
Pengeluaran
kolustrum berlansung sekitar dua tiga hari dan diikuti ASI yang mulai berwarna
putih.
b)
Manfaat
§
Kolustrum
mengadung zat kekebalan terutama Immunoglobulin A (IgA) untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
§
Jumlah kolustrum yang diproduksi
bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolustrum diberikan pada bayi.
§
Kolustrum mengandung protein, vitamin
A yang tinggi dan mengadung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai
dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
§
Membantu mengeluarkan mekonium yaitu
kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
2.
ASI Transisi (peralihan/antara)
a.
Pengertian
ASI transisi adalah ASI yang
dihasilkan setelah kolustrum (8-20 hari) dimana kadar lemak dan laktosa lebih
tinggi dan kadar protein, mineral lebih rendah. ASI antara, mulai berwarna
bening dengan susunan yang disesuaikan kebutuhan bayi dan kemampuan mencerna
usus bayi.
b.
Komposisi
§
Kadar protein
rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat tinggi
§
Volume juga meningkat
3.
ASI sempurna (ASI matang)
ASI sempurna adalah ASI yang
dihasilkan 21 hari setelah melahirkan dengan volume bervariasi yaitu 300-850
ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat laktasi. Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan
perkembangan usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna
g.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi produksi ASI :
1)
Frekuensi penyusuan
Pada studi 32 ibu dengan bayi
prematur disimpulkan bawa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan ASI lebih
dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Pemompaan
dilakukan karena bayi prematur belum dapat menyusu.
Studi lain yang dilakukan pada ibu
dengan bayi cukup bulan menunjukkan bahwa frekuensi penyusuan 10 ± 3 kali per
hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan beruhubungan dengan produksi
ASI yang cukup. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8
kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Frekuensi penyusuan ini
berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara.
2)
Berat lahir
Prentice (1984) mengamati hubungan
berat lahir bayi dengan volume ASI. Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk
menghisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat
bayi pada hari ke dua dan usia satu bulan sangat erat berhubungan dengan
kekuatan menghisap yang mengakibatkan perbedaan yang besar dibanding bayi yang
mendapat formula. De Carvalho (1982) menemukan hubungan positif berat lahir
bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah
melahirkan. Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI
yang lebih rendah dibanding dengan bayi yang berat lahir normal ( > 2500
gr). Kemampuan menghisap bayi lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama
penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi
stimulasi hormon prolaktif dan oksitosin dalam memproduksi ASI.
3)
Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi ASI. Hal ini disebabkan bayi
yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34 minggu) sangat lemah dan
tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah
daripada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan menghisap pada bayi
prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi
organ.
4)
Umur dan paritas
Umur paritas tidak berhubungan atau
kecil hubungannya dengan produksi ASI yang diukur sebagai intik bayi terhadap
ASI. Lipsman et al (1985) dalam ACC/SCN (1991) menemukan bahwa pada ibu
menyusui usia remaja dengan gizi baik, intik ASI mencukupi berdasarkan pengukuran
pertumbuhan 22 bayi dari 15 bayi. Ibu yang melahirkan lebih dari satu kali, produksi ASI pada
hari keempat setelah melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang melahirkan
pertama kali.
5)
Stres dan penyakit akut
Ibu yang cemas dan stres dapat
mengganggu laktasi sehingga mengganggu produksi ASI karena menghambat
pengeluaran ASI akan berlangsung baik pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkaji dampak dari berbagai tipe stres
ibu khususnya kecemasan dan tekanan darah terhadap produksi ASI.
6)
Konsumsi rokok
Merokok dapat
mengurangi volume ASI karena akan mengganggu horman prolaktin dan oksitosin
untuk produksi ASI. Merokok akan mentsimulasi pelepasan adrenalin dimana
adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin. Studi Lyon & Matheson pada
tahun 1989 menunjukkan adanya hubungan antara merokok dan penyapihan dini
meskipun volume ASI tidak diukur secara langsung. Meskipun demikian pada studi
ini dilaporkan bahwa prevalensi ibu perokok yang masih menyusui 0-6 minggu
setelah melahirkan lebih sedikit daripada ibu yang tidak perokok dari kelompok
sosial ekonomi sama, dan bayi dari ibu perokok mempunyai insiden sakit perut
yang lebih tinggi. Anderson et at pada tahun 1982 mengemukakan bahwa ibu yang
merokok lebih dari 15 batang rokok per hari mempunyai prolaktin 30 – 50% lebih
rendah pada hari pertama dan hari ke 21 setelah melahirkan dibanding dengan
yang tidak merokok.
7)
Konsumsi alkohol
Meskipun minuman alkohol dosis
rendah di satu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu
proses pengeluaran ASI namun di sisi lain etanol dapat menghambat produksi
oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi
oksitosin.
8)
Pil kontrasepsi
Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi
estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI
(Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986), sebaiknya bila pihal hanya mengandung
progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI (WHO : 1988). Berdasarkan
hal ini Woeld Healty Organization (WHO)
merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil
kontrasepsi. (Suhariyono, 2008)
h.
Tujuh Langkah
Keberhasilan ASI Eksklusif
1) Mempersiapkan payudara ibu jika
diperlukan
2) Mempelajari
ASI dan tata laksana menyusui
3) Menciptakan dukungan keluarga,
teman dan sebagainya
4) Memilih tempat melahirkan yang
“sayang bayi” seperti “Rumah sakit sayang bayi “ atau “ Rumah bersalin yang
sayang bayi”.
5) Memilih tenaga kesehatan yang
mendukung pemberian ASI secara eksklusif
6) Mencari ahli
persoalan menyusui seperti klinik laktasi atau konsultasi untuk persiapan
apabila kita menemui kesukaran
7) Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan
menyusui.
i.
Faktor-faktor
pendukukung keberhasilan pemberian ASI
1) Ibu harus
yakin bahwa mampu menyusui bayinya.
2) Ibu cukup
minum (8-12 gelas/hari)
3) Ibu dalam
keadaan pikiran tenang dan damai
4) Perhatian
cara meletakkan bayi dan cara meletakkan puting pada mulut bayi dan benar
5) Makin sering
payudara dihisap bayi, makin banyak produksi susu untuk bayi.
6) Pengertian
dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting. (Siregar Arifin, 2004)
B.
Konsep Dasar Pengetahuan
a.
Arti Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil atau dan
dini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap satu obyek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba sehingga sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Jadi pengetahuan merupakan hasil pengindraan kita (Notoadmojo, 2003 : 127-128).
Pengetahuan adalah hasil tahu dari
manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” misalnya : apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya (Notoadmojo,
2005 : 3).
Pengetahuan mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi
proses sebagai berikut:
1) Awareness (Kesadaran) dimana
orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulasi (Obyek)
2) Interest (Merasa tertarik)
terhadap stimulasi atau obyek tersebut disini sikap obyek mulai timbul
3) Evaluation (Menimbang-nimbang) terhadap
baik dan tidaknya stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap
responden sudah lebih baik lagi.
4) Trial, dimana subyek mulai
mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki.
5) Adaption, dimana subyek telah
berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap
stimulasi.
Namun demikian dari penelitian
selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati
tahap diatas. (Notoadmojo, 2003:128)
b.
Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang di cakup dalam
demain kognitif menurut Soekijo Notoadmojo pada tahun 2003 mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1.
Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat
suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal
(mengingat kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan ini adalah
yang paling rendah.
2.
Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui dan
dapat menginter prestasikan materi tersebut secara benar tentang objek yang
dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan lain-lain.
3.
Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan
kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontak
atau situasi yang lain.
4.
Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk
menjabarkan suatu materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain,
kemampuan analisis ini dapa dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
5.
Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu kemampuan
untuk menyusun, dapat merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu
teori atau rumusan yang telah ada.
6.
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek
penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
c.
Cara Memperoleh Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya
diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya :
media massa, media elektrotik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster,
kerabat dekat dan sebagainya
Menurut Notoadmojo pada tahun 2003 dari berbagai
macam cara yang telah di gunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua yakni : cara tradisional
atau non ilmiah dan cara modern atau yang disebut dengan cara ilmiah
1)
Cara
Tradisional Atau Non Ilmiah
Cara
tradisional terdiri dari empat cara yaitu :
a)
Trial and Error
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum
adanya peradaban. Pada waktu itu bila seseorang menghadapi persoalan atau
masalah, upaya yang dilakukan hanya dengan mencoba-coba saja. Cara coba-coba
ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka di coba kemungkinan yang lain
sampai berhasil. Oleh karena itu cara ini disebut dengan metode Trial (coba)
dan Error (gagal atau salah atau metode coba salah adalah coba-coba).
b)
Kekuasaaan Atau
Otoritas
Kehidupan
manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh
orang, penalaran, dan tradisi-tradisi yang dilakukan itu baik atau tidak.
Kebiasaan ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan
juga terjadi pada masyakat modern. Kebiasaan-kebiasaan ini seolah-olah diterima
dari sumbernya berbagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan ini dapat
berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,
pemegang pemerintahan dan sebagainya.
c)
Berdasarkan
Pengalaman Pribadi
Adapun pepatah
mengatakan “Pengalaman adalah guru terbaik“. Pepatah ini mengandung maksud
bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan.
d)
Jalan Pikiran
Sejalan perkembangan
kebudayaan umat kebudayaan umat manusia cara berpikir umat manuasiapun ikut
berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menjalankan jalan pikirannya, baik melalui induksi
maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya adalah cara melahirkan
pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.
2)
Cara Modern
Atau Cara Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis
dan ilmiah yang disebut metode ilmiah. Kemudian metode berfikir induktif bahwa
dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung,
membuat catatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang
diamati.(Notoatmodjo, 2002: 11-18).
d.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan ini
dapat membentuk keyakinan sehingga seorang berperilaku sesuai tertentu
keyakinan tersebut.
Ada 3 faktor
yang mempengaruhi kehidupan ibu :
1)
Faktor predisposisi
a)
Umur
Umur adalah
usia individu yang terhitung mulai saaat dilahirkan sampai berulang tahun,
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang
dalam berfikir dan bekerja.
b)
Pendidikan
Semakin tinggi
pendidikan seseorang, semakin mudah menerima Informasi, sehingga semakin banyak
pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaiknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang di
perkenalkan.
c)
Pengalaman
Pengalaman
merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat
digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.
d)
Pekerjaan
Menurut Markum
(1991) bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu, bekerja bagi
ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
2)
Faktor
Pendukung
a)
Informasi
Informasi adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang suatu
keseluruhan makna yang menunjang amanat. Informasi memberikan pengaruh kepada
seseorang meskipun orang tersebut mempunyai tingkat pendidikan rendah tetapi
jika ia mendapatkan Informasi yang baik dari berbagai media, maka hal ini dapat
meningkatkan pengetahuan orang tersebut.
b)
Lingkungan
Lingkungan adalah Seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan
pengaruhnya dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
Menurut Ann Manner (1998) lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama bagi
seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal
yang buruk tergantung pada sifat kelompok dalam lingkungan alam.(Nursalam,
2001: 133)
3)
Faktor
Pendorong
a)
Sikap Petugas
Tatalaksana
yang menunjang keberhasilan menyusui harus di laksanakan seperti :
1)
Bayi baru lahir
segera di berikan pada ibu untuk segera disusui
2)
Merawat bayi
bersama ibunya
3)
Mengajarkan
teknik menyusui yang benar
4)
Mengajarkan
cara pengeluaran ASI secara manual
5)
Jangan
menjadualkan pemberian ASI
6)
Jangan
memberikan kempeng atau dot pada bayi
7)
Dari Keluarga
Keluarga (suami, nenek, bibik dan sebagainya) perlu di Informasikan bahwa
seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil menyusui
misalnya dengan menggantikan sementaratugas rumah tangga ibu (seperti memasak,
mencuci, membersihkan rumah) ibu dan bayi membutuhkan waktu berkenalan.
e.
Pengukuran
Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden (Notoadmodjo, 2003 : 130).
Skala ini menggunakan data kuantitatif yang berbentuk
angka-angka yang menggunakan alternatif jawaban serta menggunakan peningkatan
yaitu kolom menunjukkan letak ini maka sebagai konsekuensinya setiap centangan
pada kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian analisa data
dilakukan dengan mencermati banyaknya centangan dalam setiap kolom yang berbeda
nilainya lalu mengalihkan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan.
Disini peneliti hanya menggunakan 2 pilihan yaitu :
1) “Benar” (B)
2) “Salah” (S)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar